-->

logo kiri


logo pondok pesantren alhadi aswaja kota pekalongan

Kanan


logo yayasan alhadi min aswaja

alamat

Panjang Wetan, Gg.1, No.35A, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan - Jawa Tengah
Sinopsis

Al-hamdu begitulah laqob (nama julukan) Abdullah dikalangan teman-temanNya, teman-temanNya, keluarga ndalem bahkan sampai masyarakat yang berada dekat lingkungan pondok tidak lagi memanggil dengan nama aslinya (Abdullah), hingga Abdullah sendiri selalu mengenalkan dirinya dengan sebutan laqobnya terhadap siapapun yang baru dikenalnya.

Abdullah adalah santri yang terkenal paling lemot, sehingga dia selalu kalah dalam hafalan ataupun ngaji oleh yang lainya, bahkan oleh adik-adik angkatanya. Abdullah sudah enam tahun mondok, teman-teman seangkatanya sudah ngaji alfiah ibnu malik, bahkan ada yang sedang memulai ngaji jauhar maknun ada pula yang mengaji ilmu Arud Wa al-Qoafy juga ada yang ngaji sulamunauroq, sedangkan Abdullah masih mengaji jurmiah dan bab Kalampun dia belum faham, namun ada satu hal yang luar biasa dari Abdullah dia adalah sosok santri yang kebal, dia tak pernah mengeluh berputus asa, dia tak pernah malu diejek, diolok-olok oleh temanya, dan tak pernah menyimpan dendam terhadap orang yang mengejeknya dan satu lagi, Abdullah tak pernah luput dari mengucapkan Al-hamdu Lillah saat menerima olok-olok dan penghinaan yang dilontarkan terhadap dirinya.

Bahkan jika ada perintah dari gurunya bukan hanya sekedar Alhamdulillah yang diucapkanya, tapi sekaligus bersujud syukur saking senangnya, tak pernah ada penolakan bahkan alasanpun tidak. Oleh karena itu teman-temanya memberikan julukan kepadanya dengan panggilan Al-hamdu. Suatu ketika Abdullah dipanggil gurunya, dia langsung menghadap

“Alh-hamdu,,,” kata gurunya.

Sumuhun Akang Abdi,,” (iya saya pakyai)

“besok kamu sampaikan suratku kepada Allah SWT”

Seketika alhamdu terkejut dan mendadak hening... “alhamdu,, kenapa?’’ gurunya membuyarkan lamunanya

“ iya pak kiai.. maaf saya melamun” sebenarnya alhamdu masih memikiran tentang perintah gurunya “menyampaikan surat kepada Allah?” katanya dalam hati. karena sebenarnya Alhamdu juga belum Faham tentang konsep tauhid, tapi bagi seorang Alhamdu pantang menjawab apalagi sampai menolak perintah gurunya, alhamdupun langsung menyanggupinya “Ingsya Allah Pak kiai besok saya berangkat, mohon Do’anya”

“ ya sudah kalau begitu, bawalah surat ini” sambil mengasongkan suratnya, Alhamdupun langsung menerima dan membawanya, keesokan harinya pagi-pagi sekali, setelah selesai melaksanakan berjamaah sholat subuh, alhamdu kembali pamit pada kiainya dan minta di Do’akan,, diam-diam gurunya ini heran sambil membatin “ mau kemana anak ini” dalam hatinya. Karena sesungguhnya sang kiai hanya bermaksud untuk menguji kepatuhan muridnya yang satu ini, karena selama enam tahun mondok anak ini tak pernah menentang perintahnya, hingga akhirnya gurunya menguji dengan perintah yang sebenarnya mustahil dilakukan karena tak mungkin allah bisa dilihat dan disentuh, atau dikasih surat oleh manusia, namun ternyata seorang alhamdu benar-benar menunjukan kepatuhanya, al-hamdu tak lagi menanyakan kepada gurunya harus kemana dirinya berangkat.

Setelah bersalaman dengan gurunya, alhamdu langsung berangkat menuju arah barat (Qiblat) karena dalam pikiranya, “aku kalau sholat menghadap Qiblat yang dari tempatku ini diarah barat agak miring sedikit maka akupun akan mencari tuhan,, sesuai dengan sholatku....” bagaimanakah Abdullah apakah dia benar-benar memberikan suratnya kepada Allah

Abdullah Santri Sejati


Abullah itu Alhamdu

Jam 07:00 bertepatan dengan hari jum’at santri pondok pesantren Nurul huda di Desa cimaragas, kecamatan cimande kabupaten ciamis, jawa barat,, masih seperti jum’at-jum’at yang telah lalu,,, yaitu menjalankan aktifitas Jum’sih (jum’at beresih) kegiatan ini dilakukan oleh semua santri ponpes Nurul Huda tanpa terkecuali,, hanya kalu alasan sakit boleh tidak ikut, kegiatan mingguan ini dipilih di hari jum’at karena memang hari itu pengajian kosong full...

Hari jum’at adalah hari libur santri nurulhuda,,, para santri beramai-ramai membersihkan pondok dan lingkungan sekitar. Abdullah,, adalah salahsatu santri nurulhuda, dia tampak berada bersama teman-temanya yang lain,,, namun dia terlihat lebih serius, saat teman-temanya beramai-rampai rebutan ondol-ondol dan goreng pisang Bi Tonah [1] dia melanjutkan pekerjaanya, bahkan dia berjalan menengok WC yang terlihat masih hambar-hambar saja, dalam artian belum ada yang membersihkanya, lalu dia mencoba menyirami dan mebersihkan dengan alat-alat yang memang sudah disediakan sebelumnya.

“Abdullah,,, ini minum dulu... makan pisang”... kata Syukronn yang biasa lebih perhatian dari teman-teman yang lainya,,, “Owh.. iya” kata Abdullah. temanya yang lainpun ikut menimpali, dengan guyonan yang bernada ngeledek “biarin aja tho... itung-itung beresihin kepalanya” Abdullah tak lupa menyambut sindiran itu dengan mengucap “Alhamdulillah,,,” Abdullah yang memang hampir setiap hari tak luput dari hinaan dari teman-temanya karena dianggap lemot (lemah otak) tak lupa pula Abdullah memuji tuhanya saat hinaan-hinaan itu dilontarkan kepadanya, bahkan tak jarang sebagian dari teman-temanya yang tak segan-segan, memukul kepalanya, walau pukulan itu tidak keras namun hal itu jelas tujuanya menghina, karena menganggap abdullah tak berharga, selain karena Abdullah penampilanya yang selalu sederhana, biasa-biasa saja juga karena pemahamanya terhadap Agama dianggap tak seberapa, jika dibandingkan dengan teman-temanya, bahkan adik-adik angkatanya, padahal jika dihitung-hitung sudah enam tahun dia di pondok Nurulhuda.

Dan hari ini Abdullah mendapat laqob [2] dari teman-temanya,,, saat Abdullah masih membersihkan WC, sebagian teman-temanya yang sedang asik menikmati ondol-ondol dan wedang teh berunding,, “eh tuh,,, Abdullah gak mau ikut istirahat,, asiknya gimana” kata salah seorang dari teman-temanya. “Ah,,, begini saja,, dia kan selalu membaca Alhamdulillah.. kita samperin aja”

“ samperin,, mau ngapain nyamperin dia?”

“ kita samperin,,, nanti kita godain sambil dicolek jidatnya,,, nah, seperti yang kita tau Abdullh selalu mengucapkan Alhamdu lillah,, nanti kita kasih nama Alhamdu”

“setuju,,,”

“berangkat”

“GPL,,” kata mereka serempak, menandakan kompak.

Akhirnya,,, merekapun berdiri dan bergegas mendekati Abdullah,, dan benar mereka meledek Abdullah dan beraksi sesuai rencananya,,, tidak meleset pula Abdullah mengucapkan Alhamdulillah disetiap colekan (pukulan kecil, sebagai penghinaan) dijidatnya. Mereka mencolek-colek dan ada pula yang mengatakan sok Rajin, dan mengata-ngatai Abdullah.

Akhirnya di sore harinya Abdullah sudah menyandang Gelar Alhamdu dikalangan teman-temanya,, walau tak semuanya dimaksudkan untuk menghinanya,,, salahsatunya Syukronn, dia justru berkata “Abdullah... Kamu memang pantas mendapat julukan itu, karena kamu satu-satunya santri di pondok ini yang bisa memuji Allah SWT dalam setiap suasana, tak hanya dalam keadaan bahagia,,, dan kamu juga santri yang paling kaya, karena kamu sudah kaya hatinya, aku tidak tau teman-teman menjulukimu itu maksudnya apa,, tapi aku justru karena mengagumimu” cukup panjang syukron menjelaskan padanya “Alhamdulillahhirobilalamiin, Hatur nuhun mang Syukron (terimakasih Kang Syukronn)” jawab Abdullah sambil tersenyum.

Tak terasa... satu bulan sudah setelah Alhamdu terlahir,,, kini nama Alhamdu semakin terkenal,, semakin populer bukan hanya dikalangan teman-teman santrinya,, keluarga kiai,, bahkan warga yang berada dilingkungan pondok, memanggil dengan laqobnya, begitu pula dengan Abdullah kini dia selalu mengenalkan dirinya sebagai Alhamdu, kepada siapapun.

Tak lupa... teman-temanya, setiap berpapasan dengan Abdullah selalu menyapa “Alhamdu,,,,” namun tak lupa pula untuk colekan di jidatnya tidak boleh ketinggalan, begitu pula dengan Abdullah dalam setiap colek atau hinaan tak boleh terlewatkan untuk memuji Allah SWT. Waktu terus berjalan.. hari berganti hari,,,minggu-minggu terus berlalu, semakin lama nama Abdullah sudah benar-benar tergantikan posisinya oleh Alhamdu... jarang sekali, bahkan hampir tidak ada yang memanggilnya Abdullah,, santri, keluarga Ndalem maupun Warga sekitar semua mengenal dan memanggilnya sebagai Alhamdu.

Alhamdu Mengemban Amanah


[1] Penjual goreng-goreng langganan para santri
[2] Nama julukan

Bersambung...

Oleh : Ibnunnazmi (sang putra bintang) El-bantarkawungi


Tebarkan Kemanfaatan

Tulisan Menarik Lainnya:

© Copyright 2017 aLhadi Aswaja - Designed by Tim Balitbang Kemdikbud
Created by Fly Media