-->

logo kiri


logo pondok pesantren alhadi aswaja kota pekalongan

Kanan


logo yayasan alhadi min aswaja

alamat

Panjang Wetan, Gg.1, No.35A, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan - Jawa Tengah
Diceritakan, seorang pemuda malas ingin kaya raya, tanpa harus berupaya dan tak mengeluarkan tenaga, dia melamun, melamun dan terus melamun, pemuda itu merenung,,, tiba-tiba.. dia sepeti mendapat ilham “Ah... aku pasti bisa kaya”.... dia terus senyum-senyum sendiri.

Dia teringat Mak Saroh tetangga yang rumahnya agak jauh dari rumahnya... mak Saroh adalah janda tua yang kaya raya besar rumahnya, banyak dan luas tanahnya, anaknya sudah jauh semua,, tak ada yang menemaninya, semuanya diluar kota.

Akhirnya pemuda malas itu bergumam “secepatnya aku akan melamar mak Saroh,, aku akan menikahinya,, dan si tua renta itu pasti umurnya tidak lama lagi, maka setelah kematianya,, semua kekayaanya jadi milik gua, hahaha”... dia tertawa dalam hatinya.


Setelah mendapat ilham, malam harinya pemuda itu mendatangi mak Saroh di rumahnya, tanpa basa-basi dia langsung menyampaikan maksud dan tujuanya, mak Sarohpun langsung menyetujuinya, bahwa dia menerima lamaran pemuda itu, dengan pertimbangan supaya ada yang menemani juga membantu mengurusi ladang-ladangnya.

Ingin Kaya Nikahi Janda TuaSelang beberapa hari merekapun melangsungkan pernikahan, pemuda itupun sangat tekun dan ulet dalam sandiwaranya, dia terus berakting rajin mengurusi ladang milik mak Saroh, demi menutupi niatnya yang busuk, disela-sela keuletanya dia selalu berkata-kata dan berdo’a dalam hati “kenapa tua bangka itu tidak segera mati....mudah-mudahan besok dia sakit dan segera menemui ajalnya” kata-kata itu tak luput dia ucapakan dalam setiap harinya,,, kadang hanya dalam hatinya,, terkadang pula dalam bisikanya sambil terus berpura-pura.

Di suatu malam tepat satu bulan setelah pernikahanya,, tiba-tiba kejadian tak terduga melanda si pemuda.... “Aduh.... sakit,,,” si pemuda teriak sambil memegang perutnya “sakit... perutku sakit sekali” dia terus teriak kesakitan mak Saroh mendekatinya,, biar bagaimanapun dia adalah suaminya,, sebelum ada tetangga mak Saroh memanggilnya dengan panggilan sayang “kenapa sayang’’... kata mak Saroh, karena saking sakitnya pemuda itupun sampai lepas kendali dia tidak sadar kalau dirinya sedang bersandiwara “apa nenek peot, bangsat, sayang-sayang,,,kutu kupret” kata si pemuda itu,, namun mak saroh tidak menghiraukanya,,, pemuda itu terus teriak sampai akhrinya suaranya terdengar oleh tetangga, dan akhirnya tetanggapun berdatangan menengoknya... lalu dipanggilkanlah seorang dokter untuk memeriksanya... “bagaimana keaadanya dokter, penyakit apa ini?” kata seorang laki-laki yang juga masih teman pemuda itu,,, “ jadi begini,” kata sang dokter “iya dok bagaimana” kata lelaki itu lagi memotong, lalu sang dokter melanjutkan penjelasanya “tenang.. teman anda hanya keracunan,, jadi selama ini teman anda terus menerus meminum susu kadaluarsa, jadi ini akibatnya”

“Inalillahi Wainnailaihirojiuun” orang-orang mengucapkan Istirja, ternyata pemuda itu sudah meninggal dunia.

Cerita ini trinspirasi dari cerita seorang bapak yang sudah dimodifikasi oleh penulis, saat penulis nungguin adik sepupu di pondok Darussalam Gontor Putri II, selama satu minggu. Adapun hikmah yang bisa di petik dari cerita tersebut adalah bagaimana pentingnya memulai sesuatu dengan dilandasi niat yang baik, tulus dan ikhlas untuk menggapai ridho Allah, agar tidak terjadi seperti pemuda malas yang malang dalam cerita di atas.

Tebarkan Kemanfaatan

Tulisan Menarik Lainnya:

© Copyright 2017 aLhadi Aswaja - Designed by Tim Balitbang Kemdikbud
Created by Fly Media