-->

logo kiri


logo pondok pesantren alhadi aswaja kota pekalongan

Kanan


logo yayasan alhadi min aswaja

alamat

Panjang Wetan, Gg.1, No.35A, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan - Jawa Tengah
Kirata ,, dikira- kira namun nyata, kali ini kita akan berbicara tentang kirata dilihat dari sisi yang lain, kirata (kisah rama dan shinta) berbicara rama dan shinta,, mungkin bagi kita sudah tidak asing lagi kita langsung terbayang sosok srirama yang menjadi suami dewi sinta, dan begitupula sang dewi adalah sosok wanita cantik yang menjadi pendamping hidup rama, sehingga dalam sebuah lagu dangdut digambarkan pasangan yang saling setia dan saling menjaga,, bagai rama dan shinta. Namun disini kita tidak akan berbicara lebih jauh tentang rama dan shinta,, hanya sedikit kita maknai bahwasanya rama diambil dari kata “ROMAYA” itu merupakan bahasa arab yang artinya melempar,, pantaslah jika sosok rama pandai memanah dan selalu tepat sasaran.

Sedangkan shinta adalah diambil dari fiil madhi “Showana/ Shoona” yang shona sendiri artinya benteng, membentengi, maka yang dimaksudkan disini shinta adalah sosok pendamping hidup yang sekaligus membentengi/ melindungi srirama dengan kelembutan cinta dan kasih sayang yang tulus, serta sikap dan budi bahasa yang mencerminkan sosok putri, ataupun permaisuri yang bijaksana dan selalu menghormati dan menjaga kehormatan suaminya.

Baiklah kali ini kita akan mendongeng, atau bercerita yang merupakan sebuah konon, ini adalah kirata dikira-kira tapi nyata,, cerita ini sebuah fiktif yang mudah-mudahan dapat menginspirasi dan menjadi bahan renungan serta harapan saya mudah-mudahan mengandung nilai-nilai pendidikan aminn... kenapa saya katakan dikira-kira tapi nyata?

Mari kita ikuti kisahnya....!!!

Mengapa kerbau selalu terlihat murung dan termenung,,, pandanganya selalu kosong?
Mengapa Anjing selalu memusuhi kucing?
Mengapa kucing tak henti- hentinya mengejar tikus,, dan memangsanya saat tertangkap?

Alkisah................

Terdapatlah sebuah kerajaan yang makmur dan sejahtera, serta rakyatnya hidup bersahaja,,, kerajaan tersebut dipimpin oleh sang rama dan permaisurinya dewi shinta, pada zaman tersebut dimana sang raja sakti mandraguna bisa berbicara dengan binatang lainya, selain dari sesama manusia.

Diceritakan sang raja membuat kesepakatan dengan raja binatang yang disaksikan para menteri dari kedua belah pihak,, dan kesepakatan tersebut merupakan surat yang berisi tentang kemerdekaan para binatang,, agar tidak boleh dipekerjakan oleh manusia,, untuk menggarap ladangnya ataupun yang lainya dan bahwa dalam surat tersebut dinyatakan agar manusia dan hewan lainya harus selalu hidup bersama, berdampingan dan saling melindungi, surat tersebut sudah ditandatangani oleh sang rama dan diserahkan kepada raja binatang kemudian diserahkan kepada si kerbau sebagai sekertarisnya, kerbau selalu ceria,, sehingga mudah untuk diajak musyawaroh oleh rajanya,, sang ramapun mewanti-wantikanya kepada sikerbau agar menjaganya karena nantinya akan dibacakan dihadapan rakyatnya, agar supaya semuanya tau tentang undang- undang tersebut.

Dimulailah keceriaan si kerbau berganti lamunan,,, renungan, serta pandangan kosong yang menyelimuti hari-harinya hal itu terus berkelanjutan dan sampai saat inipun keadaan belum bisa mengembalikan keceriaan si kerbau,,, suatu hari si kerbau menitipkan surat itu kepada si saudaranya yaitu si Anjing... anjing yang sopan terhadap saudaranya yang lebih besar diapun mau diamanati sebagai rasa hormatnya,, hingga akhirnya si anjing memegang surat tersebut,, si kerbaupun mandi di air yang penuh dengan lumpur, karena alasan itu pula awalnya si kerbau menitipkan surat tersebut,, namun seusainya mandi dia tidak langsung meminta kembali suratnya,, suratpun berhari- dipegang si anjing,, anjingpun hendak berjalan-jalan ke hutan,, dia mencari kerbau dengan maksud untuk mengembalikan suratnya,, namun dia tidak mendapatinya,, justru yang dia dapati saudaranya yang imut, yaitu si kucing karena dia takut jatuh di hutan maka si anjing kembali menitipkan suratnya kepada sang kucing... kucing memegangnya,, namun anjing tak kunjung datang,,, dia merasa khawatir tak bisa menjaganya,, akhirnya kucingpun menitipkan surat tersebut kepada si kecil yang menggemaskan yakni tikus yang sangat dia sayangi,,, disamping khawatir kucingpun bukan tanpa alasan menitipkan kepada si tikus,, namun dengan beberapa alasan yang dia tidak jelaskan kepada sang tikus... tikus mungilpun memeganya.

Saat sitikus menjaga surat tersebut,,,, dia mulai kebingungan,,, dia hendak mengembalikan surat tersebut.. namun ternyata sitikuspun dilanda kelaparan yang sangat,, karena jatah makananya dikasihkan kepada anak-anaknya,,, saking laparnya,, kunang-kunang terlihat di pelupuk matanya,,, sampai sang tikus tidak sadar dengan apa yang dipegangya... demi mengobati rasa laparnya tanpa sadar, sedikit-demi sedikit digerogotilah surat undang-undang tersebut, sampai tinggal seperempatnya,, barulah sitikus sadar kalau yang digerogotinya adalah surat undang-undang yang tiada lain untuk kemerdekaan dirinya dan teman-temanya, dia mulai takut kalau- kalau saudaranya marah, karena kelalaianya dalam menjaga amanatnya,, saat sitikus melamun,, ditempat lain,, sang raja kembali meminta surat undang-undang tersebut,, guna untuk diumumkan keesokan harinya..:- (

Si kerbau...........

Si kerbau menemui Anjing untuk meminta kembali surat yang tempo hari di titipkanya terjadilah diskusi diantara dua bersaudara ini

“Saudaraku,,, mana surat yang dulu aku titipkan?” kata si kerbau.
“ suratnya aku titipkan sama kucing karena waktu itu aku hendak jalan-jalan”
“ya.. tolonglah ambil kembali surat itu” “baiklah saudaraku” kata si anjing sambil berlalu.

Anjingpun menemui kucing,, terjadilah obrolan yang sama,, hingga kucingpun berlalu dengan maksud menemui si tikus... dimulailah perburuan kucing terhadap tikus,,, saat tikus mengatakan,, “maaf saudaraku, ini suratnya” kata si tikus sambil menunjukan sobekan surat yang tinggal seperempat,,, dan kucingpun langsung faham dengan maksudnya... dengan geram si kucing langsung meremas tikus tersebut,,, saat itu sitikus masih bisa berontak,,, namun sang kucing tak mau berhenti,,, dia terus mengejar dan bersumpah akan terus mengejar dan memangsanya.

Disela-sela perburuanya kucingpun ingat kepada anjing... “biar bagaimanapun aku haus melapor kepada saudaraku” dalam hatinya dia bergumam, dan langsung menemui anjing anjingpun langsung menanyakan suratnya,,, si kucing menjelaskannya dan menunjukan sobekan surat yang sempat dibawanya,,, namun kucing sudah menduga apa yang bakal terjadi,, higga saat anjing mulai geram dan hendak memangsanya sang kucing tak sempat tertangkap karena dia langsung berlari... anjingpun melalkukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kucing terhadap tikus... setelah merasa kecapean dan kucing terus berlari kencang... diapun teringat kepada si kerbau,, saudaranya yang sangat dia hormati,,,

Dengan rasa gundah dan yakin kalau kerbau bakal merasa kecewa kepada dirinya,,, anjing melangkah gontai dengan sisa-sisa tenaga yang sudah dipakai untuk mengejar kucing,, diapun menemui sang kerbau sambil menunjukan sisa makanan si tikus (sobekan surat yang tinggal seperempat akibat dimakan tikus) kerbaupun marah dan kecewa,,, tapi dia sadar kalau dia adalah yang terbesar,, dan tak bisa lari cepat,, kalaupun dia mencoba mengejar anjing,, pastilah dia akan ketinggalan jauh.... dan apakah yang terjadi??? Si kerbau merenung,, melamun,, pandanganya selalu kosong,, karena dia menanggung, rasa malu kepada sang raja, sedih karena akhirnya kemerdekaan yang selama ini menjadi harapanya tidak menjadi kenyataan,,, serta marah dan kekecewaan yang mendalam terhadap saudara-saudaranya.

Hayu kasadayana... urang mulai mikirken naon hikmah anu aya dina dongeng anu parantos disimak kuurang di luhur...

Jadi begini lho... pertama kita membahas tentang arti srirama yang pandai memanah sesuai arti kata dari namanya,,, maka filoshofinya,, kita harus selalu mengena dalam setiap hal, kata-kata dan bahasa yang kita sampaikan,, tanpa harus dibatasi mau menggunakan bentuk komunikasi verbal maupun nonverbal,, komunikasi interpersonal, massa maupun yang lainya.. sama halnya dengan sang rama dalam posisi bagaimanapun selalu tepat sasaran ketika memanah,, hal itu bukan karena bagaimana posisi dia memanah,, tapi bagaiman konsentarasi hati dan pikiranya, sehingga mewujudkan keindahan yang menumbuhkan kekaguman dan menyilaukan mata.

Kedua shinta, yang kita maknai sesuai arti katany,, yakni jagalah,, ya tentunya kita harus menjadi benteng, atau membentengi diri dengan akidah yang kuat.

Ketiga dari cerita si kerbau,, kita bisa menyimpulkan.. bahwasanya saat dikasih amanah atau kepercayaan jangan sampai kita lempar dan jangan sampai kita kecewakan orang yang sudah mempercayai kita,, karena hal itu akan berujung sebuah lamunan layaknya si kerbau,, jagalah dan jalankan sekuasa kita mengembanya,,, tanpa harus memaksakan diri melakukan hal yang memang belum mampu kita lakukan.

(IBNU AN-NAZM EL- BANTARKAWUNGI)

Tebarkan Kemanfaatan

Tulisan Menarik Lainnya:

© Copyright 2017 aLhadi Aswaja - Designed by Tim Balitbang Kemdikbud
Created by Fly Media